BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 16 Maret 2013

Terapi Psikoanalisa By: Anna Aulia

1. Terapi Psikoanalisa

Teori Psikoanalitik Freud memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak. Dalam pandang ini, benih-benih gangguan psikologis sudah tertanam sejak awal masa pertumbuhan manusia. Selanjutnya, freud mengembangkan sebuah terapi yang disebut terapi psikoanalitik. Freud menggunakan psikoanalitik untuk membantu klien memperoleh pemhaman mengenai konflik-konflik tak sadar dan memecahkannya. Apabila metode yang digunakan oleh terapi psikoanalitik mengembangkan dalam diri pasien suatu pemahaman (insight) baru terhadap kekuatan-kekuatan kepribadiannya, maka psikoanalitik sudah berada pada jalan menciptakan penyesuaian diri pada diri pasien terhadap lingkungannya. Dengan bekerja melalui konflik-konflik ini, ego akan dibebaskan dari dorongan untuk mempertahankan tingkah laku defense seperti Fobia, tingkah laku obsesif-kompulsif, keluhan histerikal, dan sebagainya.

- Tujuan Terapi Psikoanalitik Tujuan psikoanalitik adalah memperkuat ego, membuatnya lebih independent dari super ego, memperlebar medan persepsinya, memperluas organisasinya sehingga ia apat memiliki bagian-bagian yang segar dari id. Psikoanalitik dapat membantu memancarkan terang kesadaran (yang diwakilkan oleh ego sadar) pada pekerjaan-pekerjaan id.

- Kelebihan Terapi Psikoanalitik:
1. Dengan terapi ini, terapis bisa mengetahui masalah pada diri klien, karena proses nya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
2. Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.

- Kelemahan Terapi Psikoanalitik
1. Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
2. Memakan banyak biaya bagi klien
3. Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh
4. Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi

- Ada beberapa teknik terapi psikoanalisis, diantaranya: 1. Asosiasi Bebas
Dalam teknik ini, klien disuruh untuk duduk santai atau tidur lalau menceritakan semua pegalaman yang terlintas dalam benaknya baik yang teratur maupun yang tidak, sepele atau penting, logis atau tidak logis, relevan atau tidak, semuanya harus di ungkapkan. Asosiasi-asosiasi yang diucapkan itu kemudian ditafsirkan sebagai pengungkapan tersamar pengalaman-pengalaman yang direpres.

2. Analisis Mimpi
Freud memandang sebagai jalan utama kea lam tak sadar karena isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Keinginan-keinginan itu muncul lagi dalam bentuk symbol sebagai jalan menuju kepuasan

3. Analisis Transferensi
Terjadi kalau dalam pertemuan terapi terungkap adanya displacement dalam diri pasien. Hal itu terjadi kalau pasien mengalihkan sasaran cinta atau bendinya kepada terapeuti yang menanganinya. Transferensi itu menunjukan kebutuhan pasien untuk mengekspresikan kebutuhannya. Semua ini berlangsung secara tidak sadar, terapeut berusaha untuk menjelaskan perasaan-perasaan yang sedang dialami atau yang diekspresikan nya pada terapeut, sehingga pasien memiliki satu pemahaman yang lengkap mengenai kesulitan yang sedang dialami.

- Apa yang Dibutuhkan Psikoanalisis dari pasien?
1. Motivasi
Hanya pasien yang termotivasi dengan kuata dapat bekerja dengan sepenuh hati dan ekun dalam psikoanalitik. Symptom-simptom neurotic atau cirri-ciri pembawaan yang bertentangan (tidak harmonis) tentu akan menyebabkan pasien cukup menderita dan membuatnya menahan kekerasan-kekerasan perwatan psikoanalitik. Pasien juga harus bersedia menghabiskan banyak biaya dan waktu, serta tidak mengejar keuntungan sekunder dari penyakitnya, juga hasil-hasil yang lebih cepat dan bersifat sementara. Pasien yang bersifat narsistik tidak akan mampu menahan ketegangan hubungan dengan terapis, dan pasien yang sangat pendiam (suka menyendiri) mungkin tidak sanggup menahan perasaan yang disebabkan oleh adanya jarak antara pasien dan analisis.
2. Kapasitas Pasien
Dibandingkan semua praktek psikoterapi, psikoanalisis menuntut lebih besar dan lebih banyak kepada pasien. Psikoanalisis tidak hanya member kesulitan pada pasien karena ia harus menahan kehilangan, frustasi, kecemasan, dan depresi dalam situasi analitik. Tetapi prosedur-prosedur psikoanalitik juga menuntut kemampuan pasien untuk melakukan secara tetap dan berulang beberapa fungsi ego yang berlawanan, terombang-abing di antara fungs ego itu, dan juga menyatukan fungsi-fungsi itu. Pasien diminta untuk (1) mengadakan regresi dan progresi, (2) menjadi pasif dan aktif, (3) melepaskan control dan mempertahankan control, serta (4) tidak menguji kenyataan dan tetap menguji kenyataan. Untuk mencapai keadaan ini, pasien harus memiliki fungsi-fungsi ego yang lentur (elastic dan fleksibel).

Referensi:
1. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya.: Oleh Ladidlaus Naisabah. Penerbit: Grasindo
2. Semiun, Yustinus (2006). Terapi Kepribadian dan Teori Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius
3. Psikologi Konseling: Oleh Rizky Putri Asridha Sriemadingin, M.psi

0 komentar: