BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 27 November 2013

Review skripsi: ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS) TERPADU VERSI 3 DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)

LATAR BELAKANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap “SIPUS Terpadu” berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM), yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Dalam studi ini, penulis menggunakan tiga variabel sebagaimana yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, Davis dan Oktavianti. Variabel tersebut adalah Perceived Usefulness (PU) and Perceived Ease of Use (PEOU) sebagai variabel mandiri sedangkan Acceptance of “SIPUS Terpadu” (ACIT) sebagai variabel terikat. Sebagai gambaran singkat, penelitian ini menunjukkan bahwa kedua vartiabel mandiri tersebut mempengaruhi variable terikat dengan nilai 63,8% sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain.
Tingkatan Sistem Informasi
Tingkatan system informasi terdiri dari: 1. Sistem pemrosesan transaksi atau Transaction Processing Systems (TPS) merupakan bentuk perkembangan dari kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi.
2. Sistem informasi manajemen disini adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi pembuatan keputusan dalam organisasi.
3. Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam memperoleh alternative-alternatif keputusan.
4. Sistem Informasi E-Business dibangun karena ada kebutuhan untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet atau jaringan global.

ANALISIS METODE
SIPUS versi 3 merupakan program aplikasi pendukung sistem informasi perpustakaan yang dibangun oleh PT. Gamatechno atas permintaan dari UPU Perpustakaan UGM untuk kebutuhan sistem informasi di lingkungan UGM. SIPUS versi 3 merupakan program pengembangan dari versi sebelumnya (versi 2) sebagai bentuk penyempurnaan. Menurut buku manual yang diterbitkan oleh PT. Gamatechno, SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) ini terdiri dari (1) Sistem aplikasi desktop dengan basis client-server yang berfungsi untuk otomasi pengolahan data-data pustaka dan pencatatan aktifitas perpustakaan (2) Sistem katalog (Online Public Access Catalog- OPAC) induk terpadu berbasis web.
Program aplikasi SIPUS versi 3 menyediakan beberapa fitur atau fasilitas untuk sistem informasi (manajemen) perpustakaan seperti Sistem, Anggota, Sirkulasi, Koleksi, Laporan, Statistik, dan Setting. Sedangkan fitur OPAC terpisah dari interface (antarmuka) program aplikasi SIPUS Terpadu versi 3 (tiga).
Hasil penelitian yang diambil dengan menggunakan kuesioner mendapatkan data kualitatif yang diukur berdasarkan skala Likert.. Skala pengukuran variabel data kualitatif bisa nominal, ordinal atau persepsi yang dirubah dalam bentuk skala interval. Contoh dalam penelitian ini variabel kebermanfaatan, kemudahan, dan penerimaan terhadap TI akan diukur dalam skala interval: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Uji prasyarat (instrumen/kuesioner) dilakukan dengan menggunakan uji validitas data dan uji realibiltas data. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi masing-masing instrumen. Sedangkan pengujian realibilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (CA). Uji Prasyarat ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.5.

HASIL
Merujuk hasil penelitian di atas, maka penelitian ini berhasil mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara faktor kebermanfaatan terhadap penerimaan penerimaan SIPUS versi 3, faktor kemudahan terhadap penerimaan SIPUS versi 3, dan kedua faktor tersebut secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penerimaan SIPUS versi 3 di lingkungan UGM.
Hal ini menunjukkan bagaimana berpengaruhnya nilai kebermanfaatan dan kemudahan terhadap penggunaan dan penerimaan SIPUS versi 3 oleh pengguna (staf perpustakaan). Sehingga kebermanfaatan dan kemudahan ini menjadi faktor penting bagi pengguna sistem informasi perpustakaan di UGM untuk menerima atau tidak sistem informasi yang ditawarkan. Atau dengan kata lain, apakah sistem informasi yang ada sudah cukup layak dan ideal untuk memenuhi kebutuhan perpustakaannya dipengaruhi oleh faktor kebermanfaatan dan kemudahan.
Namun dari hasil statistik deskriptif yang didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada seluruh pengguna SIPUS Terpadu versi 3 (tiga), ternyata tingkat penerimaan, kebermanfaatan dan kemudahan masih belum sampai kepada tingkatan BAIK atau DITERIMA. Artinya sebagian pengguna SIPUS masih merasa belum yakin bahwa SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) bermanfaat, mudah dan dapat diterima. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang menunjukkan masih banyaknya kendala dalam penerapan SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) di perpustakaannya.
Beberapa temuan yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara dengan para narasumber yang dianggap mengetahui secara pasti implementasi di masing-masing perpustakaan adalah; (1) masih terdapatnya kesalahan (error) program; (2) belum berjalannya beberapa modul seperti pengelolaan majalah dan laporan penelitian; (3) sebagian besar perpustakaan pengguna SIPUS versi 3 ‘hanya’ memanfaatkannya untuk keperluan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian), entri koleksi buku, entri anggota dan katalog perpustakaan. Sedangkan modul lain seperti laporan, majalah, bebas pustaka anggota, cetak kartu anggota, cetak barcode, pemesanan buku, pengolahan majalah, pengolahan laporan penelitian, dan modul lainnya belum digunakan. Hanya di UPU Perpustakaan saja yang diketahui sudah menggunakan untuk pencetakan bebas pustaka; (4) standar pengolahan buku atau koleksi di dasarkan pada kebutuhan untuk koleksi umum di perpustakaan pusat, belum mampu mengakomodasikan kebutuhan spesifik untuk koleksi-koleksi di perpustakaan fakultas atau pusat studi. Hal ini berakibat tidak adanya informasi yang cukup spesifik mengenai penggunaan buku atau koleksi dalam bidang tertentu yang lebih spesifik; dan (5) SIPUS versi 3 belum mampu memenuhi kebutuhan sistem informasi perpustakaan secara menyeluruh terutama untuk perpustakaan di fakultas. Hasil penemuan ini menurut peneliti mempunyai pengaruh yang cukup signifikan sehingga pengguna SIPUS versi 3 belum yakin menerima dan menganggap SIPUS bermanfaat.
Hasil temuan lain dari wawancara dengan pihak pengembang dan dengan mengkonfirmasi kepada beberapa nara sumber dari perpustakaan pengguna SIPUS versi 3, ternyata proses pengembangan SIPUS tidak melalui studi kelayakan atau eksplorasi terhadap kebutuhan-kebutuhan yang ada di perpustakaan secara menyeluruh. Hal ini menurut peneliti juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi penilaian pengguna terhadap SIPUS versi 3 ini. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa pemakaian SIPUS versi 3 terlihat lebih ‘berhasil’ digunakan di perpustakaan UPU Perpustakaan daripada di perpustakaan lainnya seperti perpustakaan fakultas Ekonomi, fakultas MIPA dan fakultas Filsafat. Hal ini ditunjukkan dengan lebih banyaknya fasilitas dan modul dalam SIPUS versi 3 yang digunakan dan dimanfaatkan di UPU Perpustakaan di bandingkan tiga perpustakaan lainnya di fakultas. Kenyataan ini terlihat dari implementasi di perpustakaan fakultas MIPA, Ekonomi dan Filsafat hanya digunakan sebatas untuk keperluan OPAC dan transaksi Sirkulasi, sedangkan di UPU Perpustakaan sudah digunakan untuk keperluan OPAC, Transaksi Sirkulasi, Pencetakan Surat Bebas Pustaka, dan beberapa Laporan Transaksi seperti Denda.
Apabila merujuk pada syarat sebuah sistem informasi perpustakaan yang seharusnya meliputi berbagai fasilitas seperti untuk pengadaan, pengolahan dan katalogisasi, keanggotaan, transaksi sirkulasi, statistik dan laporan, penelusuran informasi, serta kontrol terbitan berseri atau berkala, maka terlihat bahwa SIPUS versi 3 belum dapat dikatakan sebagai sebuah sistem informasi perpustakaan. Sehingga dengan kata lain SIPUS versi 3 baru dalam tingkatan sistem pemrosesan transaksi (Transaction Processing System) yang fungsinya hanya mengganti dari fungsi transaksi manual ke elektronis. Sehingga agar memenuhi syarat tersebut maka harus ada perbaikan pada kesalahan / error program yang terjadi, perbaikan modul-modul yang belum berjalan, dan terakomodasikannya kebutuhan sistem informasi perpustakaan secara menyeluruh.
Simpulan lain yang dapat diambil adalah kedua variabel prediktor yakni kebermanfaatan dan kemudahan mampu memprediksi variabel penerimaan terhadap SIPUS. Sehingga apabila kedua variabel prediktor tersebut nilainya meningkat, maka nilai dari penerimaan terhadap SIPUS pun akan meningkat, dan juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan SIPUS versi 3, maka pihak pengembang harus mampu meningkatkan faktor kebermanfaatan dan kemudahan dari SIPUS versi 3 ini. Penelitian ini juga berhasil menguji model TAM menunjukkan bahwa kebermanfaatan SIPUS dan kemudahan mampu menjelaskan variasi penerimaan SIPUS sebesar 63,8 %, atau dengan kata lain sisanya sebesar 36,2 % berupa faktor lain seperti kelengkapan sistem informasi, kualitas sistem informasi (software), kualitas informasi, kepuasan pengguna, kenyamanan, dan sebagainya.

Sumber skripsi:
Surachman, A.(2008). Analisis penerimaan sistem informasi perpustakaan (SIPUS) terpadu versi 3 di lingkungan universitas gadjah mada (UGM). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada