BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 08 Desember 2013

Araragi Karen and Araragi Koyomi Toothbrush cosplay By Annami


Annami as Araragi Karen
Photo by ID photography

Annami as Araragi Karen
Takeo as Araragi Koyomi
Photo by ID photography

Annami as Araragi Karen
Takeo as Araragi Koyomi
Photo by ID photography

Takeo as Araragi Koyomi
Photo by ID photography

Annami as Araragi Karen
Takeo as Araragi Koyomi
Photo by ID photography

Takeo as Araragi Koyomi
Photo by Adam


Annami as Araragi Karen
Photo by Adam

Araragi Karen cosplay by Annami


Annami as Karen Araragi
Photo by Hide Photografi


Annami as Karen Araragi
Photo by That Pentax Guy


Annami as Karen Araragi
Photo by ID photography


Annami as Karen Araragi
Takeo as Koyomi Araragi
Photo by ID Photography


Annami as Karen Araragi
Takeo as Koyomi Araragi
Photo by ID Photography


Annami as Karen Araragi
Takeo as Koyomi Araragi
Photo by ID Photography


Annami as Karen Araragi
Takeo as Koyomi Araragi
Photo by That Pentax Guy


Annami as Karen Araragi
Takeo as Koyomi Araragi
Photo by That Pentax Guy

Rabu, 27 November 2013

Review skripsi: ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS) TERPADU VERSI 3 DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)

LATAR BELAKANG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap “SIPUS Terpadu” berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM), yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Dalam studi ini, penulis menggunakan tiga variabel sebagaimana yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, Davis dan Oktavianti. Variabel tersebut adalah Perceived Usefulness (PU) and Perceived Ease of Use (PEOU) sebagai variabel mandiri sedangkan Acceptance of “SIPUS Terpadu” (ACIT) sebagai variabel terikat. Sebagai gambaran singkat, penelitian ini menunjukkan bahwa kedua vartiabel mandiri tersebut mempengaruhi variable terikat dengan nilai 63,8% sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain.
Tingkatan Sistem Informasi
Tingkatan system informasi terdiri dari: 1. Sistem pemrosesan transaksi atau Transaction Processing Systems (TPS) merupakan bentuk perkembangan dari kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi.
2. Sistem informasi manajemen disini adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi pembuatan keputusan dalam organisasi.
3. Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam memperoleh alternative-alternatif keputusan.
4. Sistem Informasi E-Business dibangun karena ada kebutuhan untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet atau jaringan global.

ANALISIS METODE
SIPUS versi 3 merupakan program aplikasi pendukung sistem informasi perpustakaan yang dibangun oleh PT. Gamatechno atas permintaan dari UPU Perpustakaan UGM untuk kebutuhan sistem informasi di lingkungan UGM. SIPUS versi 3 merupakan program pengembangan dari versi sebelumnya (versi 2) sebagai bentuk penyempurnaan. Menurut buku manual yang diterbitkan oleh PT. Gamatechno, SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) ini terdiri dari (1) Sistem aplikasi desktop dengan basis client-server yang berfungsi untuk otomasi pengolahan data-data pustaka dan pencatatan aktifitas perpustakaan (2) Sistem katalog (Online Public Access Catalog- OPAC) induk terpadu berbasis web.
Program aplikasi SIPUS versi 3 menyediakan beberapa fitur atau fasilitas untuk sistem informasi (manajemen) perpustakaan seperti Sistem, Anggota, Sirkulasi, Koleksi, Laporan, Statistik, dan Setting. Sedangkan fitur OPAC terpisah dari interface (antarmuka) program aplikasi SIPUS Terpadu versi 3 (tiga).
Hasil penelitian yang diambil dengan menggunakan kuesioner mendapatkan data kualitatif yang diukur berdasarkan skala Likert.. Skala pengukuran variabel data kualitatif bisa nominal, ordinal atau persepsi yang dirubah dalam bentuk skala interval. Contoh dalam penelitian ini variabel kebermanfaatan, kemudahan, dan penerimaan terhadap TI akan diukur dalam skala interval: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Uji prasyarat (instrumen/kuesioner) dilakukan dengan menggunakan uji validitas data dan uji realibiltas data. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi masing-masing instrumen. Sedangkan pengujian realibilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (CA). Uji Prasyarat ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11.5.

HASIL
Merujuk hasil penelitian di atas, maka penelitian ini berhasil mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara faktor kebermanfaatan terhadap penerimaan penerimaan SIPUS versi 3, faktor kemudahan terhadap penerimaan SIPUS versi 3, dan kedua faktor tersebut secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penerimaan SIPUS versi 3 di lingkungan UGM.
Hal ini menunjukkan bagaimana berpengaruhnya nilai kebermanfaatan dan kemudahan terhadap penggunaan dan penerimaan SIPUS versi 3 oleh pengguna (staf perpustakaan). Sehingga kebermanfaatan dan kemudahan ini menjadi faktor penting bagi pengguna sistem informasi perpustakaan di UGM untuk menerima atau tidak sistem informasi yang ditawarkan. Atau dengan kata lain, apakah sistem informasi yang ada sudah cukup layak dan ideal untuk memenuhi kebutuhan perpustakaannya dipengaruhi oleh faktor kebermanfaatan dan kemudahan.
Namun dari hasil statistik deskriptif yang didapat dari kuesioner yang disebarkan kepada seluruh pengguna SIPUS Terpadu versi 3 (tiga), ternyata tingkat penerimaan, kebermanfaatan dan kemudahan masih belum sampai kepada tingkatan BAIK atau DITERIMA. Artinya sebagian pengguna SIPUS masih merasa belum yakin bahwa SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) bermanfaat, mudah dan dapat diterima. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang menunjukkan masih banyaknya kendala dalam penerapan SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) di perpustakaannya.
Beberapa temuan yang berhasil didapatkan dari hasil wawancara dengan para narasumber yang dianggap mengetahui secara pasti implementasi di masing-masing perpustakaan adalah; (1) masih terdapatnya kesalahan (error) program; (2) belum berjalannya beberapa modul seperti pengelolaan majalah dan laporan penelitian; (3) sebagian besar perpustakaan pengguna SIPUS versi 3 ‘hanya’ memanfaatkannya untuk keperluan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian), entri koleksi buku, entri anggota dan katalog perpustakaan. Sedangkan modul lain seperti laporan, majalah, bebas pustaka anggota, cetak kartu anggota, cetak barcode, pemesanan buku, pengolahan majalah, pengolahan laporan penelitian, dan modul lainnya belum digunakan. Hanya di UPU Perpustakaan saja yang diketahui sudah menggunakan untuk pencetakan bebas pustaka; (4) standar pengolahan buku atau koleksi di dasarkan pada kebutuhan untuk koleksi umum di perpustakaan pusat, belum mampu mengakomodasikan kebutuhan spesifik untuk koleksi-koleksi di perpustakaan fakultas atau pusat studi. Hal ini berakibat tidak adanya informasi yang cukup spesifik mengenai penggunaan buku atau koleksi dalam bidang tertentu yang lebih spesifik; dan (5) SIPUS versi 3 belum mampu memenuhi kebutuhan sistem informasi perpustakaan secara menyeluruh terutama untuk perpustakaan di fakultas. Hasil penemuan ini menurut peneliti mempunyai pengaruh yang cukup signifikan sehingga pengguna SIPUS versi 3 belum yakin menerima dan menganggap SIPUS bermanfaat.
Hasil temuan lain dari wawancara dengan pihak pengembang dan dengan mengkonfirmasi kepada beberapa nara sumber dari perpustakaan pengguna SIPUS versi 3, ternyata proses pengembangan SIPUS tidak melalui studi kelayakan atau eksplorasi terhadap kebutuhan-kebutuhan yang ada di perpustakaan secara menyeluruh. Hal ini menurut peneliti juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi penilaian pengguna terhadap SIPUS versi 3 ini. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa pemakaian SIPUS versi 3 terlihat lebih ‘berhasil’ digunakan di perpustakaan UPU Perpustakaan daripada di perpustakaan lainnya seperti perpustakaan fakultas Ekonomi, fakultas MIPA dan fakultas Filsafat. Hal ini ditunjukkan dengan lebih banyaknya fasilitas dan modul dalam SIPUS versi 3 yang digunakan dan dimanfaatkan di UPU Perpustakaan di bandingkan tiga perpustakaan lainnya di fakultas. Kenyataan ini terlihat dari implementasi di perpustakaan fakultas MIPA, Ekonomi dan Filsafat hanya digunakan sebatas untuk keperluan OPAC dan transaksi Sirkulasi, sedangkan di UPU Perpustakaan sudah digunakan untuk keperluan OPAC, Transaksi Sirkulasi, Pencetakan Surat Bebas Pustaka, dan beberapa Laporan Transaksi seperti Denda.
Apabila merujuk pada syarat sebuah sistem informasi perpustakaan yang seharusnya meliputi berbagai fasilitas seperti untuk pengadaan, pengolahan dan katalogisasi, keanggotaan, transaksi sirkulasi, statistik dan laporan, penelusuran informasi, serta kontrol terbitan berseri atau berkala, maka terlihat bahwa SIPUS versi 3 belum dapat dikatakan sebagai sebuah sistem informasi perpustakaan. Sehingga dengan kata lain SIPUS versi 3 baru dalam tingkatan sistem pemrosesan transaksi (Transaction Processing System) yang fungsinya hanya mengganti dari fungsi transaksi manual ke elektronis. Sehingga agar memenuhi syarat tersebut maka harus ada perbaikan pada kesalahan / error program yang terjadi, perbaikan modul-modul yang belum berjalan, dan terakomodasikannya kebutuhan sistem informasi perpustakaan secara menyeluruh.
Simpulan lain yang dapat diambil adalah kedua variabel prediktor yakni kebermanfaatan dan kemudahan mampu memprediksi variabel penerimaan terhadap SIPUS. Sehingga apabila kedua variabel prediktor tersebut nilainya meningkat, maka nilai dari penerimaan terhadap SIPUS pun akan meningkat, dan juga sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan SIPUS versi 3, maka pihak pengembang harus mampu meningkatkan faktor kebermanfaatan dan kemudahan dari SIPUS versi 3 ini. Penelitian ini juga berhasil menguji model TAM menunjukkan bahwa kebermanfaatan SIPUS dan kemudahan mampu menjelaskan variasi penerimaan SIPUS sebesar 63,8 %, atau dengan kata lain sisanya sebesar 36,2 % berupa faktor lain seperti kelengkapan sistem informasi, kualitas sistem informasi (software), kualitas informasi, kepuasan pengguna, kenyamanan, dan sebagainya.

Sumber skripsi:
Surachman, A.(2008). Analisis penerimaan sistem informasi perpustakaan (SIPUS) terpadu versi 3 di lingkungan universitas gadjah mada (UGM). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Selasa, 22 Oktober 2013

Sistem Informasi Berbasis Komputer dan Arficial Intelligence By: Anna Aulia

PENDAHULUAN

Kemajuan Zaman yang semakin pesat diimbangi dengan kemajuan teknologinya. Adanya teknologipun sudah menjadi menjadi suatu kebutuhan bagi manusia, selain itu teknologi juga memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, dan pengguna teknologi tidak hanya dari kalangan atas tapi banyak pula para pengguna yang berasal dari kalangan bawah.
Telah diketahui bahwa informasi merupakan salah satu sumber daya yang sngat diperlukan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan .Untuk mendapatkan informasi tersebut perlu adanya sebuah sistem yang mengolah data menjadi sebuah sistem informasi yang beharga. Sistem tersebut disebut dengan information processing system atau lebih dikenal dengan sistem informasi .Sistem informasi sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer .Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan .Dalam sistem informasi berbasis komputer ini memiliki arti bahwa komputer mempunyai peranan yang sangat penting didalam sebuah sistem informasi tersebut .
Sistem Pakar berasal dari dua kata yaitu sistem dan pakar. Sistem adalah beberapa elemen yang di tekankan adalah efektifitas (untuk mencapai suatu tujuan). Pakar adalah seseorang yang ahli pada suatu bidang. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Di samping itu kita memerlukan sistem pengambilan keputusan. Sistem pengambilan keputusan berguna untuk memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya, memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur, menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan, dan menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Adanya AI (Artificial Intelligence) memberikan banyak sekali manfaat bagi kita,bahkan hampir semua aspek tak lepas dari AI. Namun dilain pihak ada juga kerugian yang disebabkan oleh AI, seperti berkurangnya lapangn kerja manusia, manusia menjadi malas,adanya kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada alat-alatnya. Untuk itulah semua itu diperlukan yaitu untuk mempermudah pekerjaan manusia.

A. Pengertian Computer Based Information System (CBIS)

Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut.
- Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.
Adapun pengertian lain yaitu Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.

Contoh Aplikasi Sistem Pakar di bidang Manajerial
1. Analisis
o Interpretasi
• Analisa pasar untuk komoditi tertentu
• Identifikasi media iklan yang sesuai
• Identifikasi kebutuhan pelatihan
o Diagnostik
• Diagnosa kelesuan perusahaan dan usaha penyembuhan
2. Sintesa
o Penarikan tenaga kerja
o Strategi penentuan harga
o Strategi pengembangan produk
3. Integrasi
o Prediksi perkembangan nilai pada bursa saham efek
- Sistem pengambilan keputusan
Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat jika menggunakan bahasa inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi, DSS atau SPK ini adalah sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manager sampai ke direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan tertentu dalam perusahaan.
Contoh aplikasi dari sistem pengambilan keputusan adalah aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan siwa/siswi SMA menggunakan metode AHP. : http://wahyoe04.blogspot.com/2013/01/contoh-program-penentuan-jurusan-sma.html

B. Artifical Intelligence

Jika dapat menjelaskan bagaimana manusia berfikir maka kita dapat membuat computer yang pintar bekerja untuk kita. Dengan begitu dapat membuat database yang baik. Database pada manusia contohnya memori.
Kecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games),logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Artificial Intelligence atau AI dalam bahasa Indonesia artinya Kecerdasan Buatan yaitu kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas ilmiah. Kecerdasan dibuat dan dimasukkan ke dalam suatu mesin/ komputer supaya bisa melakukan pekerjaan seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Contohnya adalah kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, perencanaan dan penjadwalan, pengendalian, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah di kehidupan yang nyata. Terdapat macam-macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan diantaranya yaitu: game komputer, sistem pakar, jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy danrobotika.
Kelebihan Artificial Intelligence:
• Artificial Intelligence bersifat konsisten dan teliti .
• Artificial Intelligence lebih bersifat permanent.
• Artificial Intelligence dapat lebih murah daripada kecerdasan alami.
• Artificial Intelligence menawarkan kemudahan untuk digandakan atau disebarkan.
• Artificial Intelligence dapat didokumentasi.

Contoh Penerapan Artificial Intelligence:
• SYSTRAN.
perangkat lunak untuk penerjemahan bahasa.
• Delco Electronics.
Mobil yang dapat mengemudikan sendiri yang menggunakan pendeteksi tepi untuk tetap bertahan di jalan.
• Deep Blue.
program catur 1997 yang mengalahkan Garry Kasparov pecatur dunia .
• Volkswagen AG.
Sistem pengemudi kendaraan otomatis yang diciptakan oleh Jerman.
• Bidang Kesehatan
Pada bidang kesehatan, sistem kecerdasan buatan telah digunakan, slah satunya adalah algoritma genetika yang memungkinkan simulasi proses evolusi dan rekayasa genetika diuji coba tanpa memerlukan “korban” makhluk hidup. Algoritma ini juga dapat digunakan untuk pencocokan DNA yang sering digunakan dan saat ini mungkin populer untuk mengidentifikasi identitas seseorang.
• Bidang mainan
Peralatan permainan seperti AIBO dan ASIMO, robot anjing cerdas dan robot yang menyerupai manusia yang dapat berinteraksi dengan manusia menjadi salah satu favorit alat bermain yang telah menggunakan kecerdasan buatan pada sistemnya. AIBO dan ASIMO ini dapat berinteraksi dengan manusia melalui suara, fitur speech recognition di dalamnya, robot ini dapat mengerti apa yang diucapkan manusia dan menanggapinya.

Kesimpulan
Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis.
Selain itu, ada sistem pakar. Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat jika menggunakan bahasa inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Artificial Intelligence atau AI dalam bahasa Indonesia artinya Kecerdasan Buatan yaitu kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas ilmiah. Kecerdasan dibuat dan dimasukkan ke dalam suatu mesin/ komputer supaya bisa melakukan pekerjaan seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Semua sistem yang berbasis computer itu sangat bermanfaat untuk mempermudah pekerjaan manusia.

Sumber:
1. http://www.perpuskita.com/cbis/624/
2. http://sonyanovelisa.blogspot.com/2012/10/aplikasi-penerapan-sistem-pakar-dalam_6579.html
3. http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.com/2013/06/artikel-pengertian-sistem-pakar.html
4. http://febriansatria.wordpress.com/2012/11/07/sistem-pengambilan-keputusan/
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
6. http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/08/pengertian-artificial-intelligence.html
7. http://kuliah-ai-ubibwi.blogspot.com/2012/10/aplikasi-kecerdasan-buatan-artificial.html
8. http://udifq.wordpress.com/2010/10/14/pemanfaatan-aiartificial-intelligence/
9. http://hairun-nisya.blogspot.com/2012/11/manfaat-sistem-pendukung-keputusan-spk.html

Kamis, 26 September 2013

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognitif Manusia By: Anna Aulia

A. Arsitektur Komputer


Sumber gambar: http://the-lost-word.blogspot.com/2012/11/analisa-perbedaan-struktur-kognitif.html

Menurut (Jimmy, 2008) arsitektur komputer mempunyai unit-unit perangkat yang menyusun antara lain:

1. Unit masukan (Input Unit) : Berfungsi untuk menerima masukan (input) kemudian membacanya dan diteruskan ke Memory / penyimpanan. Dalam hubungan ini dikenal istilah peralatan masukan (input device) yaitu alat penerima dan pembaca masukan serta media masukan yaitu perantaranya.

2. Unit kontrol (Control Unit): Berfungsi untuk melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian seluruh sistem komputer. Ia berfungsi seperti pengatur rumah tangga komputer, memutuskan urutan operasi untuk seluruh sistem, membangkitkan dan mengendalikan sinyal-sinyal kontrol untuk menyesuaikan operasi-operasi dan arus data dari bus alamat (address bus) dan bus data (data bus), serta mengendalikan dan menafsirkan sinyal-sinyal kontrol pada bus kontrol (control bus) dari sistem komputer.

3. Unit logika dan aritmatika (Arithmetic & Logical Unit / ALU): Berfungsi untuk melaksanakan pekerjaan perhitungan atau aritmatika & logika seperti menambah, mengurangi, mengalikan, membagi dan memangkatkan. Selain itu juga melaksanakan pekerjaan seperti pemindahan data, penyatuan data, pemilihan data, membandingkan data, dll, sehingga ALU merupakan bagian inti dari suatu sistem komputer. Pada beberapa sistem komputer untuk memperingan dan membantu tugas ALU dari CPU ini diberi suatu peralatan tambahan yang disebut coprocessor sehingga khususnya proses perhitungan serta pelaksanaan pekerjaan pada umumnya menjadi lebih cepat.

4. Unit memori/penyimpanan (Memory / Storage Unit): Berfungsi untuk menampung data/program yang diterima dari unit masukan sebelum diolah oleh CPU dan juga menerima data setelah diolah oleh CPU yang selanjutnya diteruskan ke unit keluaran. Pada suatu sistem komputer terdapat dua macam memori, yang penamaannya tergantung pada apakah alat tersebut hanya dapat membaca atau dapat membaca dan menulis padanya. Bagian memori yang hanya dapat membaca tanpa bisa menulis padanya disebut ROM (Read Only Memory), sedangkan bagian memori yang dapat melaksanakan membaca dan menulis disebut RAM (Random Access Memory).

5. Unit keluaran (Output Unit): Berfungsi untuk menerima hasil pengolahan data dari CPU melalui memori. Seperti halnya pada unit masukan maka pada unit keluaran dikenal juga istilah peralatan keluaran (Output device) dan media keluaran (Output media).

Arsitektur perangkat keras komputer tradisional terdiri dari empat komponen utama yaitu "Prosesor", "Memori Penyimpanan", "Masukan" (Input), dan "Keluaran" (Output). Model tradisional tersebut sering dikenal dengan nama arsitektur von-Neumann.

B. Struktur Kognisi Manusia



sumber gambar: http://almavanxa.blogspot.com/2012/04/berbagai-teori-memori.html

Memori yakni unit atau ruang penyimpan informasi baik penyimpanan yang sementara maupun yang menetap. Persepsi adalah pemberian makna pada obyek atau pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Kontrol ini merupakan suatu proses yang mengendalikan beberapa komponen diatas, sehingga gerak memori mengarah pada nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh seseorang dalam hidupnya. Jadi memori bukan sekedar tempat tetapi juga membuat proses serta menyimpan hasil-hasil proses tersebut untuk tujuan tertentu dan sebagian ada yang hilang atau dihilangkan, ditambah, dikurangi, dirubah.

Sumber:
1. http://the-lost-word.blogspot.com/2012/11/analisa-perbedaan-struktur-kognitif.html
2. http://hendr4supend4r.blogspot.com/2012/10/arsitektur-komputer.html
3. http://almavanxa.blogspot.com/2012/04/berbagai-teori-memori.html

Sabtu, 31 Agustus 2013

Kushieda Minori cosplay by Annami (Toradora)



Annami as Kushieda Minori
Photo: Irfan



Annami as Kushieda Minori
Photo: Mahdi

Rabu, 29 Mei 2013

Saber Lily cosplay (Fate Unlimited Codes) By Annami



Annami as Saber Lily
photo: Ikhwan



Annami as Saber Lily
Yami as Gilgamesh
Photo: Tian



Annami as Saber Lily
photo: Tetuko

Senin, 06 Mei 2013

Logoterapi By: Anna Aulia

4. Logoterapy

Tokohnya Victor Frankl. Terapi ini berurusan dengan penyadaran manusia terhadap tanggung jawabnya karena tanggung jawab merupakan dasar yang hakiki bagi keberadaan manusia. Tanggung jawab berarti kewajiban dan kewajiban tersebut hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan makna, yakni makna hidup manusia. Jadi, logoterapi berkenaan dengan makna dalam berbagai aspek dan bidangnya. Makna keberadaan itu dapat berupa makna hidup dan mati, makna penderitaan, makna pekerjaan, dan makna mati.
Frankl mengungkapkan bahwa selama individu mempunyai makna hidup, ia akan merasakan kebahagiaan dan kenikmatan yang memuaskan. Sebaliknya, apabila individu tersebut tidak mempunyai makna atau tidak mampu memberikan arti dan tujuan hidupnya, ia akan menjadi pibadi yang tidak orisinil, kehilangan keyakinan dan terombang-ambing menurut kemauan lingkungannya. Logoterapi berasumsi bahwa makna hidup dan hasrat untuk hidup merupakan daya pendorong atau motivasi utama manusia untuk mencapai kehidupan yang penuh makna.

- Peranan dan kegiatan terapis
Menjaga hubungan yang akrab dan pemisah ilmiah. Terapis pertama-tama harus menciptakan hubungan antara pasien dengan mencari keseimbangan antara dua ekstrem, yakni hubungan yang akrab (seperti simpati) dan pemisahan secara ilmiah (menangani pasien sejauh ia melibatkan diri dalam teknik terapi).

- Teknik Logo terapi
2 teknik yang dikemukakan oleh Frankl telah member pencerahan besar. Teknikterkenal bernama Paradoxial intention dimana pasien diminta untuk melakukan respon terhadap objek perhatian dan kecemasan. Ketakutan tersebut lalu tergantikan dengan keinginan paradox. Contohnya, seorang klien mengatakan bahwa ia takut wajahnya memerah ketika ia berbiacara di depan banyak orang. Menurut Frankl, fakta paradox nya adalah bahwa wajahnya akan memerah ketika ia mencoba untuk melakukan apa yang dia takuti. Disini, terapis mencoba mengatasi kecemasannya. Contohnya dalam kasus ini, klien takut cemas ketika akan berbicara di depan banyak orang. Kemudian Frankl meminta klien untuk berbicara kepada dirinya sendiri “saya akan menunjukkan kepada orang-orang bahwa saya ahli dalam berbicara di depan banyak orang dan tidak mungkin wajah saya memerah karena saya sudah percaya diri”
Teknik kedua yaitu de-reflection, meminta klien untuk menolak perilaku yang mengganggu atau symptom. Banyak klien memperlihatkan keselarasan antara respon bicara dan reaksi tubuh. Teknik ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian klien ke aktivitas yang lebih bermakna dan reflektif.

Referensi:
1. Semiun, Y. Kesehatan Mental 3 (google books)
2. Tasmara, T. (2001). Kecerdasan Ruhaniah. Gema Insani
3. Trull. T.J. (2005). Clinical Psychology. Wadsworth:USA

Kamis, 25 April 2013

3. Beharioural Therapy By: Anna Aulia

3. Beharioural Therapy

Tokohnya Arnold Lazarus. Terapi perilaku member tekanan pada saling mempengaruhi antara individu dan lingkungannya. Faktor kognitif dan reaksi subjektif orang pada lingkungannya sekarang mendapatkan tempat dalam praktek terapi ini. Terapi perilaku didasarkan pada prinsip belajar yang bersumber pada eksperimen untuk menolong orang agar bisa mengubah perilaku maladaptif. Terapi ini berfokus pada problem klien serta faktor yang mempengaruhinya. Menekankan pada perubahan perilaku yang terbuka sebagai kriteria utama yang seharusnya dievaluasi. Terapi ini banyak bersifat mendidik. Ada penekanan pada mengajarkan klien keterampilan untuk bisa menangani diri dengan harapan mereka bisa bertanggung jawab pada kehidupannya sehari-hari.

- Proses terapi.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi perilaku yang dianggap bermasalah. Langkah berikutnya terdiri dari menentukan aset serta kekuatan yang dimiliki klien. Langkah ketiga adalah membuat informasi terkumpul ke dalam konteks dimana perilaku bermasalah itu terjadi. Langkah keempat mencakup menetapkan strategi untuk mengukur setiap perilaku bermasalah. Langkah kelima, penguat-penguat potensial klien disurvai untuk mengidentifikasi orang, aktifitas, dan benda-benda yang bisa memberi motivasi dan bisa tetap terjadinya perubahan setelah terapi berakhir. Tugsa terapis adalah mengaplikasikan prinsip dari mempelajari manusia untuk member fasilitas pada penggantian perilaku maladaptif dengan perilaku yang adaptif.

- Kelemahan terapi perilaku.
Klien tidak didoronng untuk menghayati emosi mereka, dalam mengkonsentrasikan pada bagaimana cara klien tersebut berperilaku dan berfikir konselor memainkan kegiatannya lewat isu emosional. Kesalahan yang dibuat oleh beberapa orang konselor adalah hanya mendapatkan masalah yang kurang berari oleh karena mereka memfokuskan pada idu yang diajukan, yang kemudian digarapnya dan bukan mendengarkan pesan klien yang lebih dalam. Terapi perilaku mungkin mengubh perilaku, tetapi tidak mengubah perasaan. Perilaku mengabaikan faktor rasional yang penting dalam terapi, terapi perilaku tidak menyediakan pemahaman. Terapi perilaku mengabaikan penyebab historis dari perilaku yang ada sekarang. Terapi ini meyangkut control dan manipulasi dari terapis.

Referensi:
Corey, Gerald. (1995. Teori dan praktek dari konseling dan psikoterapi. Semarang : IKIP Semarang Press

Selasa, 16 April 2013

Terapi Rational Emotive By Anna Aulia

2. Terapi Rational Emotive

Tokohnya adalah Albert Ellis. Terapi rasional emotif didasarkan pada suatu asumsi bahwa manusia memiliki potensi berfikir, baik yang rasional atau lurus maupun yang tidak rasional atau bengkok. Ellis telah menyimpulkan bahwa manusia itu berbicara sendiri, mengevaluasi sendiri, dan bertahan sendiri. Ellis juga menekankan bahwa manusia memiliki naluri kecenderungan menuju ke pertumbuhan dan aktualisasi.
- Teori ABC dari kepribadian
Teori A-B-C menduduki posisis sentral dalam teori dan praktek TRE. A adalah keberadaan nya fakta, suatu peristiwa atau perilaku atau sikap sesorang individu. C adalah konsekuensi emosi dan perilaku ataupun reaksi individu. Reaksi itu bisa cocok, ataupun tidak cocok. A (peristiwa yang sedang bejalan) tidak menjadi penyebab C (konsekuensi emosi). Melainkan B, yaitu keyakinan si pribadi A menjadi penyebab C, reaksi emosi. Setelah A,B,C munculah D yang meragukan atau membantah. Pada aplikasinya D adalah metode ilmiah untuk enolong klien menantang keyakinan irasional mereka. Akhirnya sampailah mereka pada E falsafah efektif yang memiliki segi praktis. Falsafah ini menggantikan yang tidak pada tempatnya dengan yang cocok. Apabila kita berhasil dalam melakukan ini, kita juga menciptakan F atau perangkat perasaan yang baru. Kita tidak lagi merasakan cemas yang tertekan melainkan merasakan segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.
A: peristiwa yang sedang terjadi
B: keyakinan
C: Konsekuensi emosi dan perilaku
D: Intervensi yang meragukan
E: efek
F perasaan baru

- Sasaran terapi
Sasaran spesifik yang dituju oleh terapis TRE dalam menggarap kliennya antara lain:
minat diri sendiri, minat sosial, pengarahan diri, tenggang rasa, keluwesan, kesediaan menerima adanya ketidak pastian, komitmen, berfikir ilmiah, mau menerima diri sendiri, mau menerima resiko, tidak menjadi utopis, bertoleransi tinggi terhadap frustasi, dan mau mempertanggungjawabkan gangguan.

- Fungsi dan peranan terapis
Terapis memiliki tugas khusus, yaitu, Langkah pertama adalah menunjukan kepada klien bahwa mereka telah menggunakan banyak hal yang “seharusnya” irasional. Langkah kedua terapis membawa klien melampaui tahap kesadaran. Langkah ketiga, menolong mereka memodifikasi pikiran mereka dan meninggalkan ide mereka yang irasional. Keempat yaitu menantang klien untuk mengembangkan falsafah hidup yang rasionil sehingga di masa depan mereka bisa menghindari diri untuk tidak menjadi korban dari keyakinan irasional yang lain.

- Teknik dan prosedur praktek dari terapi rasional-emotif
a. Metode kognitif. Beberapa teknik kognitif antara lain :
1) Mempertanyakan keyakinan irasional. Terapis menunjukan kepada klien bahwa mereka terganggu bukan karena peristiwa tertentu yang terjadi melainkan karena persepsi mereka sendiri atas peristiwa itu dan karena sifat dari pernyataan mereka terhadap diri sendiri.
2) Pekerjaan rumah kognitif. Mereka diberi pekerjaan rumh yaitu cara untuk melacak “seharusnya” yang mutlak merupakan bagian dari pesan diri mereka yang terinternalisasi.
3) Mengubah gaya berbahasa seseorang. Klien belajar bahwa “seharusnya” bisa diganti dengan preferensi. Praktisi berlandasan bahwa bahasa membentuk pola berpikir dan pola berpikir membentuk bahasa.
4) Penggunaan humor. TRE berpendapat bahwa gangguan emosional sering kali merupakan hasil dari sikap diri yang terlalu serius dalam memandang hidup mereka kehilangan cita rasa perspektifnya serta rasa humor.

b. Teknik emotif. Beberapa teknik emotif antara lain :
1) Imaginasi rasional emotif. Klien membayangkan mereka sedang berpikir, merasakan, dan berperilaku tepat seperti yang akan mereka lakukan dalam imaginasi mereka serta merasakan dan berperilaku dalam kehidupan nyata.
2) Bermain peran. Terapis sering meninterupsi untuk menunjukan kepada klien apa yang mereka katakan tentang diri mereka sendiri yang menciptkan gangguan dan apa yang mereka perbuat untuk mengubah perasaan mereka yang tidak pada tempatnya menjadi sesuai.
3) Latihan menyerang rasa malu. Maksud utama dari latihan ini adalah bahwa klien berusaha untuk tidk merasa mlu meskipun orang lain jelas-jelas tidak menyetujuinya.
4) Penggunaan kekuatan dan ketegaran. Klien ditunjukan bagaimana cara menggunakan dialog keras pada diri mereka sendiri dimana mereka mengungkapkan keyakinan irasional mereka dan selanjutnya mempertanyakannya.

- Kelemahan pada terapi rasional emotif
Kritikan utama yang ditunjukan pada TRE mencakup aspek kehidupan klien yang diingkari dan diabaikan oleh pendekatan umum. Banyak klien yang dengan mudah diintimidasi terutama sebelum terapis mendapatkan respek dan kepercayaan dari klien setelah terciptanya hubungan yng kokoh antara keduanya. Apabila klien merasa tidak didengarkan atau diperdulikan maka ada kemungkinan besar klien akan meninggalkan kegiatan terapi.

Referensi :
Corey, Gerald. (1995. Teori dan praktek dari konseling dan psikoterapi. Semarang : IKIP Semarang Press

Kamis, 11 April 2013

Analisis Transaksional by: Anna Aulia

1. Analisis Transaksional

Analisis transaksional adalah suatu pendekatan psikoterapeutik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan sosial klinis. Analisis transaksional gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara mansia, yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran internal (regulasi diri dan ekspresi diri). Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi dan mengatur situasi yang paling dalam dan nteraksi kehidupan nyata.

- Kategori Analisis Transaksional
a. Keadaan Ego (ego states)
Keadaan ego didefinisikan sebagai “realita ego yangbenar-benar dialami oleh seorang secara mental dan fisik” pada waktu tertentu. Selanjutnya, dipostulasikan keadaan ego memperlihatkan seperangkat pengalaman-pengalaman internal yang khas, dan juga seperangkat perilaku-perilaku yang dapat diamati.
b. Transaksi
Karena keadaan ego merupakan struktur dasar kepribadian, manusia berinteraksi satu sama lain dari satu atau lebih keadaan ego tersebut. Berne membedakan tiga transaksi: timbale-balik atau komplementer, silang, dan tersembunyi.
c. Permainan drama segitiga
Didefinisikan sebagai suatuurutan transaksi tersembunyi yang berlangsung melalui tahap-tahap yang didefinisikan dengan baik hingga suatu dampak yang dapat diramalkan menyebutnya “memberikan hasil”.
d. Naskah
e. Gerakan dan Lakon Cerita
f. Posisi Kehidupan
g. Perintah dan keputusan ulang naskah

- Analisis transaksional dan penyembuhan
Bersamaan dengan keyakinan dalam ke-OK-an dasar klien, para terapis AT yakin akan suatu konsep penyembuhan bukan kemajuan atau kesadaran, tetapi bukan wawasan atau perubahan, tetapi penyembuhan. Berne menguraikannya sebagai berikut:
a. Pengendalian sosial
b. Penyembuhan gejala
c. Penyembuhan transferensi
d. Penyembuhan naskah
Baru-baru ini para terapis AT telah membagi penyembuhan kedalam penyembuhan sosial dan penyembuhan psikologis. Penyembuhan sosial menawarkan suatu model interaksional, yang menggunakan alat-alat untuk bekerja dalam berbagai bidang praktik:
a. Terapi pasangan
b. Terapi kelompok kecil- AT bekerja dengan bagus dalam kelompok karena terapi ini memungkinkan untuk mengidentifikasikan transaksi-transaksi pada saat itu
c. Terapi keluarga
d. Ruang kerja dan perkembangan organisasi

- Tahap-tahap Analisis Transaksional
1. Analisis Struktural
Sadar akan tahap ego yang menyususn dan menemukan fenomenologi kepribadian. Ketiga tahap ego ini antara lain orang tua, dewasa, anak. Tahap analisis transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan stimulant transaksional, orang kedua menciptakan suatu respon transaksional.
2. Analisis Transaksional yang Pantas
3. Analisis Permainan
Tahap ini sebagai suatu seri pertumuhan transaksi pelengkap tersembunyi dan sebagai hasil yang dapat diprediksi.
4. Analisis Tulisan
Dibandingkan dengan tulisan-tulisn yang berhubungan dengan drama, tulisan dalam AT adalah mereka yang mengabdikan diri seluruhnya pada drama.
5. Kontrol Sosial
Pertumbuhan lewat setiap tahap analisis structural pasien akhirnya mencoba mencapai control sosial.

- Kelebihan Analisis Transaksional
Berne menunjukkan bahwa salah satu nilai lebih dari AT ialah bahwa terapi ini adalah psikiatri sosial dan psikologi individual. Terapi ini memberikan suatu perspektif yang unik tentang interaksi sosial dan fenomena sosial lain. Sering kali pelayanan bersifat tatap muka dengan penekanan umum pada permainan-permainan yang dimainkan di dalam ruang penanganan dan dengan memfokuskan pada transferensi dan konstransferensi perilaku-perilaku yang digerakkan dalam pelayanan naskah.


Sumber:
1. Roberts, Albert. R & Gilbert. J . Buku pintar pekerja sosial. BPK. Gunung Mulia
2. Naisaban, Ladlidaus. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, Dan Karya. Grasindo

Rabu, 27 Maret 2013

Person Centered Therapyl by Anna Aulia

3. Person Centered Therapy

Terapi ini disebut juga client centered Therapy (terapi yang berpusat pada pasien) atau terapi non direktif. Terapi ini pada awalnya dipakai oleh Carl Rogers (1902-1987) pada tahun 1942. Sejak itu banyak prinsip rogers yang dipakai dalam terapi diterima secara luas. Tetapi teknik ini dipakai secara lebih terbatas pada terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa muda lain yang engalami masalah-masalah penyesuaian diri yang sederhana. Carl rogers berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungn dasar yang mendorong mereka ke aras pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandangan rogers, gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju aktualisasi-diri.
Pendekatan humanistik rogers teradap terapi- Person centered therapy- membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan penghargaan dalam hubungan terapeutik. Focus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan-perasaan yang diungkapkan pasien untuk membantu berhubungan dengan perasaan-perasaan nya yang lebih dalam dan bagian-bagian dirinya yang tidak diakui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantullkan kembali atau menguraikan dengan kata-kata apa yang diungkapkan pasien tanpa member penilaian.

- Metode terapi person-centered
Rogers mengemukakan enam syarat dalam proses terapi person-centered yang harus dipenuhi oleh terapis. Rogers mengatakan pasien akan mengadakan respon jika (1) terapis menghargai tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri (2) terapis mengakui bahwa pasien dalam dirinya sendiri memiliki dorongan yang kuat untuk menggerakan dirinya kearah kematangan (kedewasaan) serta independensi, dan terapis menggunakan kekuatan-kekuatan ini dan bukan usahanya sendiri. (3) mencipakan suasana yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh dimana pasien dapat mengungkapkan atau juga tidak mengungkapkan apa saja yang diinginkannya (4) membatasi tingkah laku tetai bukan sikap (misalnya pasien mungkin mengungkapkan keinginan nya untuk memperpanjang petemuan melampaui batas waktu yang telah disetujui, tetapi terapis tetap memperthankan jadwal semula) (5) terapis membatasi kegiatannya untuk menunjukan pemahaman dan penerimaannya terhadap emosi yang sedang diungkapkan pasien. (6) terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, membujuk, dan meyakinkan kembali.

- Definisi-definisi dan konsep-konsep lain yang penting dalam terapi person centered:
1. Self concept (konsep diri) mengenai konsepsi seseorang tentang dirinya.
2. Ideal self (diri ideal) mengenai self-concept yang ingin dimiliki seseorang (seseorang ingin menjadi apa)
3. Ketidakselarasan (incongruence) antara diri dan pengalaman yaitu suatu celah antara celf concept seseorang dan apa yang dialaminya.
4. Ketidakmampuan menyesuaikan diri secara psikologis (psychological malajdusment). Terjadi bila seseorang menyangkal atau mendistorsi pengalaman-pengalaman yang penting.
5. Keselarasan antara diri dan pengalaman
6. Kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regards)
7. Kebutuhan akan harga diri


- Contoh Proses terapi
Ketidakselarasan atau disosiasi merupakan suatu masalah yang terus menerus ditemukan oleh orang-orang yang mempelajari dinamika tingkah laku manusia. Contoh ketidaklarasan yang jelas adalah seorang siswa yang secara sadar ingin supaya berhasil di skolah tetapi ia terus menerus melakukan tingkah laku yang bertentenangan dengan usahanya untuk berhasil dan dia sendiri yakin bahwa dia gagal. Pada umumnya rogers menjawab maslah ini dengan berkata bahwa ada suatu ketidaklarasan atau kerekatan antara self-concept individu tersebut dan pengalaman organism nya karena cinta dari orang tua nya dan orang-orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya dijadikan syarat untuk mengintroyeksikan gagasan-gagasan dan nilai-nilai tertentu seolah-oleh menjadi miliknya. Agasan dan nilai yang diinkorporasika dengan self concept nya sering kali tegar dan statis serta menghambat proses normal anak itu untuk menilai pengalaman-pengalamannya. Oleh karena itu, anak tersebut mengembangkan dan berusaha mengaktualisasikan suatu self (diri) yang bertentangan atau tidak selaras dengan proses organismik yang berdasarkan tendensi aktualisasi.

- Kelebihan
1. Pendekatan ini menekankan bahwa konseli dpat menentukan keberhasilan atau kegagalan proses konseling.
2. Konseli diberi kebebasan untuk merubah dirinya sendiri
3. Pentingnya hubungan antar pribadi dalam proses konseling
4. Pentingnya konsep diri
5. Konselor berperan untuk mengarahkan dan menunjukan sikap pemahaman dan penerimaan

- Kelemahan
1. Terkadang konseli seolah-olah merasa tidak diarahkan dan merasa tidak adanya tujuan yang jelas dari proses konseling, apalagi jika tidak adanya pengarahan dan saran dari konselor
2. Pendekatan ini dianggap terlalu terikat pada lingkungan kebudayaan Amerika serikat, yag sangat menghargai kemandirian seseorang dan pengembangan potensi dalam kehidupan masyarakat.
3. Client-centered counseling yang beraliran ortodoks akan sulit diterapkan terhadap siswa dan mahasiswa dan jarang dilaksanakan dalam institusi pendidikan di Indonesia.

Referensi:
1. Semiun, Yustinus (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
2. Psikologi Konseling: Oleh Rizky Putri Asridha Sriemadingin, M.psi

Kamis, 21 Maret 2013

Terapi Humanistik Eksistensial by: Anna Aulia

Tokoh nya antara lain Carl Rogers. Terapi-terapi humanistik-eksistensial memusatkan pada pengalaman-pengalaman dasar. Tarapi ini juga memusatkan perhatian pada apa apa yang dialami pasien pada masa sekarang –“di sini dan kini”- dan bukan pada masa lampau. Tapi ada kesamaan antara terapi psikodinamik dengan terapi humanistic, yakni kedua-duanya menekankan bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi tingkah laku dan persaan-perasaan individu sekarang, dan kedua-duanya berusaha memperluas pemahaman diri dan kesadaran diri pasien.

- Kelebihan
1. Bersifat pembentukan kepribadian, hai nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena social
2. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan antaupun masa transisisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.

- Kekurangan
1. Pendekatan ini kurang sistematis pada prinsip-prinsip dan praktek terapi.
2. Beberapa penulis eksistensialisme menggunakan konsep abstrak atau global dan samar-samar. Sulit untuk dipegang.
3. Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien yang rendah, klien yang ekstrem yang membutuhkan penanganan secara langsung
4. Proses terapi membutuhkan waktu yang panjang dan ketidakpastian kapan berakhir, berapa jam dan berapa kali pertemuan.

- Tujuan terapi
Memiliki tujuan mengembalikan individu kepada pemikiran autentik tentang dirinya. Tanggung jawab personal terhadap diri, perasaan, perilaku, dan pilihan ditekankan. Individu didorong untuk hidup sepenuhnya pada masa kini dan memandang masa depan.

- Langkah-langkah dalam proses terapi
Karena pendekatan eksistensial tidak memiliki metodologi, maka sulit mengemukakan langkah-langkah terapeutik yang khas. Dengan tidak adanya metodologi, maka para terapis eksistensial sering mengambil metode dan prosedur dari pendekatan-pendekatan terapi lainnya, seperti metode dan prosedur dari terapi gestalt, analisis transaksional, dan psikoanalisis yang diidntegrasikan dalam pendekatan eksistensal. Metode dan prosedur yang digunakan mereka juga sangat bervariasi, tidak hanya dari pasien yang satu kepada pasien yang lain tetapi juga dari fase yang satu ke fase yang lain terhadap pasien yang sama.

Referensi:
1. Semiun, Yustinus (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
2. Psikologi Konseling: Oleh Rizky Putri Asridha Sriemadingin, M.psi
3. Videbeck, Sheila. L (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Sabtu, 16 Maret 2013

Terapi Psikoanalisa By: Anna Aulia

1. Terapi Psikoanalisa

Teori Psikoanalitik Freud memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak. Dalam pandang ini, benih-benih gangguan psikologis sudah tertanam sejak awal masa pertumbuhan manusia. Selanjutnya, freud mengembangkan sebuah terapi yang disebut terapi psikoanalitik. Freud menggunakan psikoanalitik untuk membantu klien memperoleh pemhaman mengenai konflik-konflik tak sadar dan memecahkannya. Apabila metode yang digunakan oleh terapi psikoanalitik mengembangkan dalam diri pasien suatu pemahaman (insight) baru terhadap kekuatan-kekuatan kepribadiannya, maka psikoanalitik sudah berada pada jalan menciptakan penyesuaian diri pada diri pasien terhadap lingkungannya. Dengan bekerja melalui konflik-konflik ini, ego akan dibebaskan dari dorongan untuk mempertahankan tingkah laku defense seperti Fobia, tingkah laku obsesif-kompulsif, keluhan histerikal, dan sebagainya.

- Tujuan Terapi Psikoanalitik Tujuan psikoanalitik adalah memperkuat ego, membuatnya lebih independent dari super ego, memperlebar medan persepsinya, memperluas organisasinya sehingga ia apat memiliki bagian-bagian yang segar dari id. Psikoanalitik dapat membantu memancarkan terang kesadaran (yang diwakilkan oleh ego sadar) pada pekerjaan-pekerjaan id.

- Kelebihan Terapi Psikoanalitik:
1. Dengan terapi ini, terapis bisa mengetahui masalah pada diri klien, karena proses nya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
2. Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.

- Kelemahan Terapi Psikoanalitik
1. Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
2. Memakan banyak biaya bagi klien
3. Karena waktunya lama, bisa membuat klien menjadi jenuh
4. Diperlukan terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi

- Ada beberapa teknik terapi psikoanalisis, diantaranya: 1. Asosiasi Bebas
Dalam teknik ini, klien disuruh untuk duduk santai atau tidur lalau menceritakan semua pegalaman yang terlintas dalam benaknya baik yang teratur maupun yang tidak, sepele atau penting, logis atau tidak logis, relevan atau tidak, semuanya harus di ungkapkan. Asosiasi-asosiasi yang diucapkan itu kemudian ditafsirkan sebagai pengungkapan tersamar pengalaman-pengalaman yang direpres.

2. Analisis Mimpi
Freud memandang sebagai jalan utama kea lam tak sadar karena isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Keinginan-keinginan itu muncul lagi dalam bentuk symbol sebagai jalan menuju kepuasan

3. Analisis Transferensi
Terjadi kalau dalam pertemuan terapi terungkap adanya displacement dalam diri pasien. Hal itu terjadi kalau pasien mengalihkan sasaran cinta atau bendinya kepada terapeuti yang menanganinya. Transferensi itu menunjukan kebutuhan pasien untuk mengekspresikan kebutuhannya. Semua ini berlangsung secara tidak sadar, terapeut berusaha untuk menjelaskan perasaan-perasaan yang sedang dialami atau yang diekspresikan nya pada terapeut, sehingga pasien memiliki satu pemahaman yang lengkap mengenai kesulitan yang sedang dialami.

- Apa yang Dibutuhkan Psikoanalisis dari pasien?
1. Motivasi
Hanya pasien yang termotivasi dengan kuata dapat bekerja dengan sepenuh hati dan ekun dalam psikoanalitik. Symptom-simptom neurotic atau cirri-ciri pembawaan yang bertentangan (tidak harmonis) tentu akan menyebabkan pasien cukup menderita dan membuatnya menahan kekerasan-kekerasan perwatan psikoanalitik. Pasien juga harus bersedia menghabiskan banyak biaya dan waktu, serta tidak mengejar keuntungan sekunder dari penyakitnya, juga hasil-hasil yang lebih cepat dan bersifat sementara. Pasien yang bersifat narsistik tidak akan mampu menahan ketegangan hubungan dengan terapis, dan pasien yang sangat pendiam (suka menyendiri) mungkin tidak sanggup menahan perasaan yang disebabkan oleh adanya jarak antara pasien dan analisis.
2. Kapasitas Pasien
Dibandingkan semua praktek psikoterapi, psikoanalisis menuntut lebih besar dan lebih banyak kepada pasien. Psikoanalisis tidak hanya member kesulitan pada pasien karena ia harus menahan kehilangan, frustasi, kecemasan, dan depresi dalam situasi analitik. Tetapi prosedur-prosedur psikoanalitik juga menuntut kemampuan pasien untuk melakukan secara tetap dan berulang beberapa fungsi ego yang berlawanan, terombang-abing di antara fungs ego itu, dan juga menyatukan fungsi-fungsi itu. Pasien diminta untuk (1) mengadakan regresi dan progresi, (2) menjadi pasif dan aktif, (3) melepaskan control dan mempertahankan control, serta (4) tidak menguji kenyataan dan tetap menguji kenyataan. Untuk mencapai keadaan ini, pasien harus memiliki fungsi-fungsi ego yang lentur (elastic dan fleksibel).

Referensi:
1. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya.: Oleh Ladidlaus Naisabah. Penerbit: Grasindo
2. Semiun, Yustinus (2006). Terapi Kepribadian dan Teori Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius
3. Psikologi Konseling: Oleh Rizky Putri Asridha Sriemadingin, M.psi

Rabu, 27 Februari 2013

Uzumaki Naruto Shippuden cosplay By: Annami

Annami as Uzumaki Naruto photo: Irfan

Sabtu, 09 Februari 2013

Takanashi Rikka cosplay By Annami

Annami as Rikka Feru as Yuuta
Annami as Rikka photo: Takeo
Annami as Rikka Feru as Yuuta photo: Takeo

Jumat, 25 Januari 2013

Asuna Titania / Alfheim Online (Sword Art Online) cosplay by; Annami

Annami as Asuna Titania Takeo as Kirito photo: Tetuko
Annami as Asuna Titania photo: Tetuko
Annami as Asuna Titania photo: Tetuko
Annami as Asuna Titania photo: Tetuko
Annami as Asuna Titania photo: Tetuko Annami as Asuna Titania photo: Tian

Senin, 14 Januari 2013

Asuna Yuuki (Sword Art Online) cosplay By: AnnamiA

I promise that I never leave u behind...

Annami as Asuna Takeo as Kirito Photo: Agus
Annami as Asuna Takeo as Kirito Photo: Agus
Annami as Asuna Takeo as Kirito Seirin as Yui Photo: Agus
Annami as Asuna photo: Adam

Selasa, 08 Januari 2013

Asuna (Sword Art Online) cosplay after married ver by Annami

Annami as Asuna Takeo as Kirito photo: Mahdi
Annami as Asuna Takeo as Kirito photo: Mahdi
Annami as Asuna Photo: Mahdi